Dua Dokter Bedah Saraf Surabaya Diundang Seminar di Hongkong
SURABAYA- Dokter ahli bedah saraf mikro Brain Spine Center (BSC) Surabaya mendapat undangan dari seorang pasien di Hongkong untuk memperkenalkan teknologi bedah saraf terbaru di wilayah modern bekas koloni Inggeris itu.
Undangan ini sekaligus dimanfaatkan para hali bedah sarafBSC untuk menjalankan misi 'diplomasi kesehatan', sekaligus mempertunjukkan kepada dunia internasional tentang kemajuan kedokteran Indonesia, khususnya bedah saraf di Surabaya.
Menurut rencana acara ini akan digelar di area Causeway Nay, Hongkong, hari Jumat, 17 April 2015. Acara ini menghadirkan ahli bedah saraf mikro dr. M. Sofyanto, Sp.BS dan dr Gigih Pramon, Sp.BS yang selama ini sudah menangani ribuan kasus saraf di Indonesia maupun di luar negeri.
Dr Sofyanto mendapat undangan dari Chen Chun Chih, 63, warga Qdi Vancouver
Mansion 6 Kingston Street Causeway Bay Hongkong, agar tim dokter bedah saraf BSC datang ke Hongkong, karena telah sukses melakukan penyembuhan atas penyakit sarafyang dia derita.
Mansion 6 Kingston Street Causeway Bay Hongkong, agar tim dokter bedah saraf BSC datang ke Hongkong, karena telah sukses melakukan penyembuhan atas penyakit sarafyang dia derita.
Ny Chen menderita penyakit saraf yang disebut dengan sebutan trigeminal neuralgia. Dia sudah berobat ke dokter-doter di Hongkong, tetapi belum sembuh. Karena ada rekan di Surabaya dan menyarankan berobat ke dr Sofyanto, maka Ny Chen berangkat ke Surabaya untuk melakukan operasi dan penyakitnya bisa disembuhkan secara sempurna.
Penyakit ini menyebabkan penderita mengalami gangguan nyeri luar biasa di kepala. Misalnya, nyeri separuh wajah, nyeri gusi atau gigi. Ini semua pertanda ada gejala trigeminal neuralgia. Beberapa kasus menyebabkan penderita yang tidak tahan sampai bunuh diri.
Tim dokter Indonesia juga akan mempresentasikan keahliannya menyembuhkan hemifasial spasm, atau menurut awam sering disebut wajah perot. Penyakit ini biasanya diawali dengan gajala kedutan secara terus menerus, sampai akhirnya berakibat wajah merot. Gejala awal ini kerap diabaikan pasien, apabila tidak ditangani serius bisa menyebabkan wajah perot.