Selasa, 09 Februari 2010

Setelah operasi hemifacial spasm

 Penyakit hemifacial spasm (HFS) atau lebih dikenal dengan penyakit muka metot pernah diderita oleh Bapak X ( tidak perlu disebut namanya ).5 tahun yang lalu.Bapak dari seorang putra ini merasa terganggu oleh penyakitnya, bahkan ia enggan tampil di depan umum, termasuk memenuhi beberapa undangan, karena ia sangat terganggu dengan penyakit ini.

Awalnya di tahun 2001 pria yang sekarang berusia 38tahun  dan pengusaha dari Jakarta ini hanya merasakan kedutan dimata kirinya, namun satu tahun kemudian menjalar ke bagian pipi.Dan pada tahun 2003 bibirnya pun ikut tertarik sehingga menyebabkan mata kirinya juga ikut tertarik hingga keadaanya tertutup.Kemudian menjalar ke bagian leher dan ia merasakan kejang kejang, hingga wajah Bapak ini metot ke kiri..Berbagai hal telah ia lakukan untuk menutupi panyakitnya,salah satunya dengan memakai kacamata hitam apabila keluar rumah,namun kaca mata hitam tidak membantu, justru hampir mencelakakannya, suatu hari ketika sedang mengemudi, Bapak ini tidak dapat melihat kaca spion sebelah kiri karena mata kirinya tertutup, beruntung pada saat itu tidak sendirian ada sorang teman yang membantu.

Berbagai usaha telah ditempuh oleh Bapak ini untuk menyembuhkan penyakitnya salah satu diantaranya adalah berobat ke Rumah sakit di jakarta, namun dia hanya diberikan suntikan Botox yang awalnya memang dapat menyembuhkan metotnya namun setelah 3 bulan keluhan masih datang lagi.Sampai pada suatu saat bapak ini pergi ke rumah sakit Singapura lagi2 di suntik Botox dan awalnya baik2 saja setelah 3 bulan wajahnya kembali tertarik.

Sampai suatu saat Bapak ini pergi ke Surabaya untuk berobat ke Rumah sakit husada Utama dan dimintakan MRI irisan khusus HFS setelah MRI hasil langsung di berikan ke dokter saraf berupa CD dan pasien lagsung di jelaskan oleh dokter syaraf, besoknya di lakukan operasi selama 2 jam.Setelah operasi hingga saat ini Bapak ini sudah tidak merasa keluhannya ada lagi, jadi sekarang Bapak ini sudah punya kepercayaan diri lagi untuk bersosislisasi dengan masyarakat.